Kamis, 21 Juni 2012

6.2 aspek legal

PENGERTIAN, TUJUAN, PERSYARATAN DAN KEGUNAAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN, OTONOMI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Written by oman on Senin, 29 Desember 2008 at 09:33
A. Pengertian Kebidanan
Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu atau multi disiplin yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen, untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, dan bayi baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau orang yang berarti lainnya. Lang,1979.

B. Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan
2. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
3. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg merugikan/membahayakan orang lain
4. Menjaga privacy setiap individu
5. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
6. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya
7. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah
8. Menghasilkan tindakan yg benar
9. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
10. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
11. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
12. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
13. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
14. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam organisasi profesi
15. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut kode etik profesi.

C. Hak Kewajiban Dan Tanggungjawab
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.
a. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien/klien:
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau instusi pelayanan kesehatan.
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
4) Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.
5) Pasien berhak mendapatkan ;nformasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
6) Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan berlangsung.
7) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
9) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengatahuan dokter yang merawat.
10) Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
11) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
a) Penyakit yang diderita
b) Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
c) Alternatif terapi lainnya
d) Prognosisnya
e) Perkiraan biaya pengobatan
12) Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
13) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesuadah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
14) Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
15) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
16) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
17) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
18) Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal¬praktek.

b. Kewaiiban Bidan
1) Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2) Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
3) Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4) Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga.
5) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
6) Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
7) Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
8) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan dilakukan.
9) Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
10) BidanwajibmengikutiperkembanganIPTEKdanmenambahilmupengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.
11) Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.


KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan/kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan atau kebidanan

a. Pengertian promosi kesehatan.

Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku dibidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau hal- hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.

Promosi kesehatan meliputi pendidikan atau penyuluhan kesehatan , ini merupakan bagian penting dari promkes.Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat primotif (peningkatan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.

1.1 Konsep dan prinsip promosi kesehatan :

promosi kesehatan

¢1.1 KONSEP DAN PRINSIP PROMOSI KESEHATAN
Definisi promosi kesehatan (health promotion)
Upaya meningkatkan status kesehatan dari individu dan komunitas.
Proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan memperbaiki kesehatannya.
Menurut WHO:
Suatu proses tetapi mengandung arti suatu tujuan, membuat orang mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan mereka dng basis filosofi yg jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (self empowerment).
A.Pengertian promosi kesehatan
       Upaya pemberdayakan perorangan,kelompok,dan masyarakat,agar memelihara,meningkatkan dan melindungi kesehatanya melalui peningkatan pengetahuan,kemauan,dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang mendukung
 B.Tujuan promosi kesehatan
Yaitu : mengubah orang utk sesuai dng lingkungan dan sedikit berbuat utk lingkungan sbg tempat yg lebih sehat utk ditinggali.

Tujuan perubahan gaya hidup:

1.Anda tdk berasumsi bahwa orang awam percaya bahwa ahli mengetahui apa yg lebih baik.

2.Ada bahaya memberi nilai asing pada klien.

3.Mendukung pendekatan perubahan gaya hidup dpt memberikan perasaan positif dan negatif.

4.Kita tdk dpt berasumsi bahwa perilaku individu adalah penyebab utama ggn kesehatan.



6.2.1 Kewenangan bidan dalam pemberian obat selama memberikan pelayanan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita

Langkah-langkah manajemen kebidanan


6.1.3 langkah-langkah menejemen kebidanan
 Proses Manajemen Kebidanan

Penatalaksanaan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dan rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).

Penatalaksanaan kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.

Jadi manajemen kebidanan ini suatu pendekatan pemecahan masalah yang digunakan oleh setiap bidan dalam pengambilan keputusan klinik pada saat mengelola klien; ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan balita dimanapun tempatnya.

Proses ini akan membantu para Bidan dalam berpraktek memberikan asuhan yang aman dan bermutu.

Langkah I : Pengkajian

Pada langkah pertama ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, baik dari hasil anamnesa dengan klien, suami/keluarga, hasil pemeriksaan, dan dari dokumentasi pasien/catatan tenaga kesehatan yang lain.

Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
1. Menanyakan riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalinan, nifas dan sosial
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
3. Pemeriksaan khusus
4. Pemeriksaan penunjang
5. Melihat catatan rekam medik pasien

Langkah ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah pengambilan keputusan yang akan diambil pada langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, oleh sebab itu dalam pendekatan ini harus yang komperehensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi/menilai kondisi klien yang sebenarnya dan pasti.

Setelah mengumpulkan data, kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat. Sebagai contoh informasi yang perlu digali ada pada Formulir pengkajian (Formulir ini merupakan bagian yang tidak terpisah dari catatan rekam medik yang ada pada rumah sakit, Puskesmas klinik bersalin ataupun tempat pelayanan kebidanan yang lain)

Langkah II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan

Pada langkah ini bidan menganalisa data dasar yang didapat pada langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan.

Rumusan diagnosa merupakan kesimpulan dari kondisi klien, apakah klien dalam kondisi hamil, inpartu, nifas, bayi baru lahir? Apakah kondisinya dalam keadaan normal? Diagnosa ini dirumuskan menggunakan nomenklatur kebidanan. Sedangkan masalah dirumuskan apabila bidan menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon ibu terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Masalah ini terjadi pada ibu tetapi belum termasuk dalam rumusan diagnosa yang ada, karena masalah tersebut membutuhkan penanganan/intervensi bidan, maka dirumuskan setelah diagnosa. (Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah tersebut juga sering menyertai diagnosa).

Contoh I :
Data : Ibu tidak haid selama 3 bulan, mual dan muntah, Plano Test +, anak ke II , anak pertama berumur 1 tahun, ibu belum menginginkan kehamilan ke dua ini, ibu sering merasa pusing, susah tidur dan malas makan.

Diagnosa : - Ibu kemungkinan hamil G II, P I AO, 12 mg
- Kehamilan tidak diinginkan

Contoh II :
Data : Ibu merasa hamil 8 bulan , anak pertama, hasil pemeriksaan , tinggi fundus uteri, 31 cm, DJJ +, Puki, presentasi kepala , penurunan kepala 5/5 , nafsu makan baik, penambahan berat badan ibu selama hamil 8 kg , ibu sering buang air kecil pada malam hari.

Diagnosa : - GI P0 A0, hamil 32 mg, presentasi kepala janin tunggal , hidup
dalam rahim
- Ibu mengalami gangguan yang lazim / fisiologis pada kehamilan tua

Dari contoh rumusan diagnosa diatas menunjukan, bahwa ketidak siapan ibu untuk menerima kehamilan, kecemasan ibu terhadap sering kencing dimalam hari tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar diagnosa” sehingga tidak terkafer dalam diagnosa kebidanan yang dibuat. Tetapi kondisi ini apabila dibiarkan, dapat menciptakan suatu masalah pada kehamilannya, terutama masalah psikologi klien.

Oleh karena itu kesenjangan tersebut dirumuskan sebagai masalah kebidanan, yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk diberikan intervensi khusus, baik berupa dukungan/penjelasan/tindakan /follow up/rujukan.
Jadi Diagnosa yang dibuat oleh bidan adalah meliputi diagnosa kebidanan yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan, dan masalah kebidanan.

Contoh III :
Setelah plasenta lahir ibu mengalami perdarahan pervaginaam, banyaknya kurang lebih 300 cc, kontraksi uterus lembek, k/u kompos mentis, TD 100/70, N 100/mnt, pernafasan 16/mnt. Ibu cemas melihat darah keluar dari vagina.
Dari data diatas diagnosa yang dapat dirumuskan adalah :
- Perdarahan post partum dengan atomia uteri, keadaan ibu baik
- Cemas

Contoh IV :
Ibu merasa hamil 7 bulan anak pertama, tinggi fundus uteri 28 cm, DJJ + presentasi kepala, V, penambahan berat badan 15 kilo selama hamil, mengeluh pusing, TD 180/100, proteinuri ++, oedem ++

Diagnosa : G1 PoAo, 28 mg pre eklampsia berat, janin tunggal hidup pres kep, intra uterin.

Diagnosa diatas menyajikan kesimpulan kehamilan dengan pre eklampis berat, tetapi masalah kebidanan diluar diagnosa tidak ada. Sehingga dalam diagnosa kebidanan bisa muncul diagnosa dan masalah, atau tanpa masalah tergantung kondisi klien.


Langkah III; Mengantisipasi Diagnosa/masalah potensial

Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang ada/sudah terjadi. Dengan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial yang akan terjadi berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah ada, dan merumuskan tindakan apa yang perlu diberikan untuk mencegah atau menghindari masalah /diagnosa potensial yang akan terjadi.

Pada langkah antisipasif ini diharapkan Bidan selalu waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa/masalah potensial ini menjadi benar-benar tidak terjadi. Langkah ini, penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman. Dan langkah ini perlu dilakukan secara cepat, karena sering terjadi dalam kondisi emergensi

Contoh I :
seorang wanita inpartu dengan pembesaran uterus yang berlebihan (bisa karena polyhidramnion, besar dari masa kehamilan, ibu dengan diabetes kehamilan, atau kehamilan kembar).

Tindakan antisipasi yang harus dilakukan:
- Menyiapkan cairan infus, obat uterotonika untuk menghindari syok hypovolemik karena perdarahan kala IV
- Menyiapkan alat resusitasi bayi untuk antisipasi aspixia pada bayi baru lahir
- Memberikan posisi Mc robert untuk antisipasi kesulitan melahirkan bahu

Pada langkah ke 3 ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar, merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional/logis.

Contoh II :
Data : Ibu anak pertama, hamil 36 minggu, perdarahan berulang dan
banyak, tidak ada mules, DJJ + , tinggi fundus uteri 31 cm ,
presentasi kepala, TD 110/ 70 .

Diagnosa : GI P 0 A 0 hamil 36 minggu, perdarahan antepartum, kondisi janin
dan ibu baik.

Tindakan antisipasi :
• Pasang infus , untuk mengantisipasi syok hypovolemik
• Menyiapkan darah untuk antisipasi syok hypovolumik
• Tidak melakukan periksa dalam untuk menghindari perdarahan hebat.
Kaji ulang apakah tindakan antisipasi untuk mengatasi masalah /diagnosa potensial yang diidentifikasi sudah tepat.

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera.

Pada saat ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan intervensi , tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter lain, atau rujukan berdasarkan Kondisi Klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan yang terjadi dalam kondisi emergensi. Dapat terjadi pada saat mengelola ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil analisa data, ternyata kondisi klien membutuhkan tindakan segera untuk menangani/mengatasi diagnosa/masalah yang terjadi.

Pada langkah ini mungkin saja diperlukan data baru yang lebih spesifik sehingga mengetahui penyebab langsung masalah yang ada, sehingga diperlukan tindakan segera untuk mengetahui penyebab masalah. Jadi tindakan segera bisa juga berupa observasi/pemeriksaan.

Beberapa data mungkin mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya menghentikan perdarahan kala III, atau mengatasi distosia bahu pada kala II).

Pada tahap ini mungkin juga klien memerlukan tindakan dari seorang dokter, misalnya terjadi prolaps tali pusat, sehingga perlu tindakan rujukan dengan segera.

Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre-eklamsi, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medik yang serius, maka bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang tepat dalam penatalaksanaan asuhan klien.

Pada penjelasan diatas menunjukan bahwa dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah / kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency / segera yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini tindakan segera meliputi tindakan yang dilakukan secara mandiri , kolaborasi atau rujukan.

Contoh I : Tindakan segera
Dari kasus perdarahan antepartum tindakan segera yang harus dilakukan adalah :
• Observasi perdarahan, tanda-tanda vital
• Periksa / chek kadar hb
• Observasi DJA
• Rujuk ke RS ( bila di masyarakat ) atau kolaborasi dengan dokter ( bila di Rumah Sakit )

Contoh II
Tindakan segera yang dilakukan pada kasus perdarahan karena atonia uteri:
- Cari penyebab perdarahan
- Masase uterus untuk merangsang kontraksi
- Berikan uterotonika
- Lakukan kompresi bimanual interna (KBI)
Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.

Langkah V :
Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, baik yang sifatnya segera ataupun rutin.
Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi dengan merumuskan tindakan yang sifatnya mengevaluasi/memeriksa kembali. Atau perlu tindakan yang sifatnya follow up.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi penanganan masalah yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga tindakan yang bentuknya antisipasi (dibutuhkan penyuluhan, konseling).

Begitu pula tindakan rujukan yang dibutuhkan klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan social ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan perkataan lain asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan.

Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut (Informed Consent). Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya, baik lisan ataupun tertulis contoh format inform conversal tertulis .

Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar nyata berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta telah dibuktikan bahwa tindakan tersebut bermanfaat/efektif berdasarkan penelitian (Evidence Based).

Contoh : Rencana komprehensif pada kasus dengan peradarahan ante partum diatas :
• Beri tahu kondisi klien dan hasil pemeriksaan
• Berikan dukungan bagi ibu dan keluarga
• Berikan infus RL
• Observasi tanda-tanda vital , perdarahan, DJA dan tanda-tanda syok
• Chek kadar HB
• Siapkan darah
• Rujuk klien ke RS / kolaborasi dengan dokter
• Follow up ke rumah ( kunjungan rumah )
Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap klien.

Langkah VI : IMPLEMENTASI

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien,efektif dan aman. Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama dengan klien, atau anggota tim kesehatan lainnya kalau diperlukan.

Apabila ada tindakan yang tidak dilakukan oleh bidan tetapi dilakukan oleh dokter atau tim kesehatan yang lain, bidan tetap memegang tanggung jawab untuk mengarahkan kesinambungan asuhan berikutnya.(misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana, dan sesuai dengan kebutuhan klien).

Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang menyeluruh tersebut. Penatalaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.

Langkah VII : Mengevaluasi

Pada langkah terakhir ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses penatalaksanaan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui pengkajian ulang (memeriksa kondisi klien). Proses avaluasi ini dilaksanakan untuk menilai mengapa proses penatalaksanaan efektif/tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.


6.2 lingkup kebidanan
Lingkup Praktek Kebidanan
Adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktiknya yg berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.
Bidan memberikan pelayanan yang meliputi :
1. Pelayanan KIA
Pelayanan kebidanan yang diberikan pada ibu dan anak
Ibu : masa pranikah, hamil, persalinan, nifas, menyusui, interval.
Anak : BBL, bayi, anak balita, pra sekolah, sekolah
a. Pelayanan kebidanan pada ibu
Kegiatannya:
1) Penyuluhan dan konseling
2) Pemeriksaan fisik
3) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup bumil dengan abortus iminens, hyperemesis gravidarum TM I, PER (Pre Eklamsi Ringan), anemia ringan.
5) Pertolongan persalinan normal
6) Pertolongan persalinan abnormal : letsu (letak sungsang), partus macet kepala didasar panggul, KPD tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia krn inersia uteri primer, post term dan preterm.
7) Pelayanan ibu nifas normal
8) Pelayanan ibu nifas abnormal : retensio placenta, infeksi ringan
9) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan teknologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
Wewenang Bidan:
1) Memberikan imunisasi
2) Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas
3) Bimbingan senam hamil dan senam nifas
4) Mengeluarkan plasenta secara manual
5) Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6) Episiotomy
7) Penjahitan luka episiotomy dan luka jalan lahir sampai tingkat 2
8) Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm
9) Pemberian infus, suntikan IM uterotonika, antibiotic dan sedative.
10) Memberi penyuluhan tentang ASI eksklusif dan cara menyusui yang benar.
b. Pelayanan kebidanan anak
Wewenang bidan dalam praktik kebidanan pada anak:
1) Pelayanan neonatal esensial
2) Pemeriksaan dan perawatan BBL
3) Resusitasi BBL
4) Penanganan hipotermi pd BBL
5) Perawatan tali pusat
6) Pemberian ASI (bayi <> 6 bln)
7) Pemantauan tumbuh kembang
8) Pengobatan penyakit ringan
9) Pemberian penyuluhan
2. Pelayanan Keluarga Berencana
a. Memberikan pelayanan KB yakni: pemasangan IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit), pemberian suntikan, tablet, kondom, diafragma, jelly.
        b. Memberikan konseling pemakaian kontrasepsi
        c. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi
        d. Melakukan pencabutan AKDR letak normal
        e. Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit
        3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
        a. Pembinaan Peran Serta Masyarakat dibidang KIA
        b. Memantau tumbuh kembang anak
        c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
         d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS), penyalahgunaan narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
6.2.1 Ruang lingkungan
                                          Ruang lingkungan
Penataan ruang beraspek lingkungan (alam, buatan, sosial dan interaksi antar lingkungan) dan beraspek organisasim kelembagaan, pengelolaan dan pembiayaan (pasal 11 butir a dan b). Dalam penjelasannya dikatakan bahwa dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut pemanfaatan ruang dapatdi lakukan secara berdaya guna dan berguna hasil serta dapat memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup.
 6.2.2 lahan praktek pelayanan kebidanan

Lahan praktek pelayanan kebidanan

Lahan praktik pelayanan kebidanan mrp tempat dmn bidan menerapkan ilmu dlm memberikan pelayanan kebidanan/asuhan kebidanan kpd klien dgn pendekatan manajemen kebidanan.
Tempat tersebut meliputi:
  • Rumah Sakit
  • Puskesmas
  • RB (Rumah Bersalin)
  • poliklinik
  • BPS
  • polides
  • posyandu

6.1 Resep obat

Resep Tradisional dari Daun Sirsak

Sirsak sesungguhnya bukan barang baru dalam pengobatan tradisional di tanah air. Secara turun-temurun masyarakat mengonsumsi daun dan buah sirsak untuk menyehatkan tubuh. Masyarakat Aceh, misalnya, menyantap buah sirsak untuk mengatasi hepatitis. Selain itu mereka juga memanfaatkan daun sebagai obat batuk. Bagi etnis Sunda buah sirsak yang masih muda berfaedah sebagi penurun tekanan darah tinggi; daun, untuk menghilangkan mual, bisul, dan rematik.

Etnis Madura memanfaatkan buah sirsak untuk meredakan diare dan sakit perut. Adapun etnis Kutai memilih daun untuk mengobati diare. Masyarakat etnis Dayak percaya mengonsumsi buah sirsak menghilangkan mual. Secara empiris buah atau daun Annona muricata manjur mengatasi beragam penyakit. Daun berfaedah untuk mengatasi luka borok, bisul, kejang, jerawat, dan kutu rambut. Sedangkan buah graviola atau sirsak berkhasiat untuk mengobati disentri, empedu akut, dan kencing batu. Daun sirsak dapat menyembuhkan keputihan, meluruhkan kolesterol, dan hipertensi,

1. Relaksasi dan membuat tidur

Tiga lembar daun sirsak. Cuci daun sirsak, masukkan dalam secangkir air panas lalu diamkan selama 5—10 menit. Setelah itu angkat daun. Untuk menambah citarasa, tambahkan gula dan beri perasan jeruk lemon.

2. Bisul
  • Ambil 15—30 g daun sirsak segar. Cuci bersih lalu peras sampai keluar ekstrak. Minum ekstrak daun sirsak 3 kali sehari. Ampasnya untuk mengompres bisul.
  • Bila direbus, masukkan 10 g daun sirsak kering dalam 3 gelas air. Angkat sampai menjadi 1 gelas air. Setelah itu minum 3 kali sehari.
  • Cara lain: ambil segenggam daun sirsak. Tumbuk sampai halus lalu taruh di sekeliling bisul. Biarkan sampai mengering. Ulangi sampai bisul pecah. Setelah itu oleskan antiseptik.
3. Antikejang
Rebus 7 lembar daun dalam 3 gelas air. Saring sampai menjadi 1 gelas. Tambahkan sedikit gula merah dan garam. Minum setengah gelas setiap pagi dan sore hari.
4. Pengobatan tradisional di Belize, Amerika Tengah.
  • Menurunkan panas: Rebus daun sirsak atau minum teh daun sirsak. Cara lain,taruh beberapa lembar daun sirsak dalam bak mandi.
  • Cacar: Remas daun sirsak segar, oleskan ke kulit.
  • Rematik dan eczea: Blender daun sirsak muda sampai seperti bubur. Lulurkan ke kulit. Cara itu dapat meringankan penyakit.
  • Kaki bengkak dan pembengkakan lain: kompres bagian yang bengkak dengan daun sirsak yang dijadikan seperti teh.
  • Jus buah sirsak dapat mengatasi urethritis, haematuria and liver ailments
5. Keputihan
Campur 15 lembar daun sirsak dengan 5 ruas jari kunyit yang telah dipotong-potong. Lalu masukkan dalam air sebanyak 5 gelas, tambahkan garam, madu atau gula merah. Setelah itu rebus sampai jadi 3 gelas air. Minum rebusan 3 kali sehari masing-masing segelas.

6. Darah tinggi
Rebus daun sirsak dan rambut jagung manis (muda) dan minum 2—3 kali sehari.

7. Kolesterol
Ambil 3—5 daun sirsak lalu rebus dalam 3 gelas air. Angkat dan saring daun setelah menjadi 1 gelas. Minum secara rutin setiap hari selama sebulan. Cara lain: jus 50—100 g/hari buah sirsak. 

Daun: 

Di Amazon, Amerika Selatan, rebusannya dipakai sebagai toni
Di Kalimantan, penduduk lokal memanfaatkannya untuk mengobati dema
Di Guatemala sering dipakai untuk mengobati cacingan pada anak-anak 
-  Di Guam dimanfaatkan untuk mengobati asma 
-  Sebagian penduduk di Serawak, Malaysia, memanfaatkan untuk mengatasi hipertensi 
-  Di Madagaskar dipakai untuk mengobati penyakit lever 
-  Di Togo rebusan airnya dipercaya bisa mengobati penyakit malaria 
-  Dipakai sebagai pestisida nabati pada pertanian organik

Bunga:
  • Di Brasil dipakai mengobati penyakit saluran pernapasan (bronchitis)
  • Kombinasi bunga dengan daun serta akar dapat menyembuhkan sakit di dada
Buah :
  • Rasanya manis, agak asam sehingga sering dipakai sebagai bahan jus buah
  • Baunya menjadi salah satu aroma pada industri eskrim
  • Kaya serat. Jumlahnya mencapai 3,3 g/100 g. Konsumsi 100 g daging buah dapat memenuhi 13% kebutuhan serat pangan per hari
  • Dapat mengobati batu empedu, antisembelit, asam urat, dan meningkatkan selera makan
  • Di Haiti untuk mengobati demam
  • Di Peru dimanfaatkan untuk mengobati kencing manis.
Biji:
  • Di Brasil dipakai dalam kosmetik sebagai astringent atau toner untuk membersihkan permukaan kulit yang kotor
  • Di Amazon dipakai untuk mengatasi masuk angin
  • Di Peru dan Indonesia dipakai untuk pestisida nabati
Kulit batang:
  • Kulit batang mengandung senyawa tanin, fitosterol, Ca-oksalat , murisine, dan alkaloid. Alkaloid itu bila disuntikkan pada katak akan menyebabkan penyakit tetanus
  • Di Haiti konsumsi rebusan kulit batang diyakini memperbaiki kerja jantung
  • Di Jamaika digunakan untuk mengobati asma dan hipertensi
  • Di Peru bersama akarnya telah dipakai untuk mengobati penyakit kencing manis
Akar:
  • Di Brasil dipakai sebagai bahan obat nyamuk
  • Di Peru dimanfaatkan sebagai obat penenang
Untuk mengusir tikus :
daun sirsak letakan ditempak yang sering dikunjungi tikus.

Sumber : http://aspal-putih.blogspot.com/2011/03/resep-tradisianal-dari-daun-sirsak.html#ixzz1yTutGb8c
Under Creative Commons License: Attribution

5.1.5 Macam-macam obat yang lazim digunakan dalam pelayanan kebidanan

Obat yang lazim digunakan ibu hamil

OBAT YANG LAZIM DIGUNAKAN BAGI KEHAMILAN
Penggunaan obat pada wanita hamil memerlukan pertimbangan lebih khusus karena resiko tidak hanya pada ibu saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya. Resiko yang paling dikhawatirkan adalah timbulnya kecacatan pada janin atau bayi yang lahir nantinya baik berupa cacat fisik maupun cacat fungsional. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah manfaat dari penggunaan obat lebih besar dari resikonya, sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang sehat dengan selamat.
Tidak ada obat secara mutlak dianggap aman untuk digunakan pada masa kehamilan. Efek teratogenik tidak hanya dalam bentuk kecacatan fisik saja, tetapi juga pertumbuhan yang terganggu fungsional/mutagenesis. Kecacatan janin akibat obat diperkirakan sekitar 3% dari seluruh kelahiran cacat. Resiko paling tinggi untuk menimbulkan efek tersebut adalah penggunaan obat pada trimester pertama, lebih tepatnya minggu ke 3 sampai dengan ke 8 dimana sebagian besar organ utama sudah terbentuk.
Obat-obat yang bisa digunakan selama masa kehamilan yaitu obat yang dianggap aman, yaitu obat yang setelah digunakan dalam jangka waktu panjang tidak menimbulkan efek buruk pada janin. Macam-macam obat yang lazim digunakan bagi ibu hamil seperti :
1. Nutricia
Indikasi : Minuman bergizi untuk ibu hamil dan menyusui
Dosis : Pemakaian tambahkan 4 sendok takar bubuk kedalam 100 ml air. Menghasilkan 154 kkal
2. Mama`s Best
Indikasi : Melengkapi kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan menyusui
Dosis : Campurkan 5 sendok takar (54 gram) kedalam 200 ml air, berikan 1-2 x sehari
3. Prosh
Indikasi : Simtomatik benign prostatic hyperplasia
Kontra indikasi : Hipersensitif, wanita hamil dan anak
Perh : Dianjurkan selama terapi awal dan pada periode interval tertentu dilakukan pemeriksaan kemungkinan adanya kanker prostat. Kecepatan eliminasi finasteria menurun pada usia lanjut diatas 70 tahun, tetapi tidak diperlukan penyesuaian dosis, tidak boleh diberikan pada wanita menyusui. Hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya uropati obstruktif. Penderita dengan gangguan fungsi hati.
Efek samping : Biasanya bersifat ringan dan sementara, impotensi, penurunan libido dan penurunan volume ejakulat.
Dosis : Dosis yang dianjurkan 1 x sehari 5 mg. meskipun awal perbaikan baru dapat terlihat paling sedikit 6-12 bulan sesudah pengobatan, diperlukan penilaian respon klinis sesudah terapi selama 6-12 bulan
4. Kalzan
Indikasi : Memenuhi kebutuhan kalsium pada masa hamil dan menyusui, pada anak dalam masa pertumbuhan tulang dan gigi serta usia lanjut.
Dosis : Anak dan dewasa 2 x sehari 1 sendok takar syrup
Wanita hamil dan menyusui 3 x sehari 1-2 sendok takar syrup
5. Hufalart
Indikasi : Terapi suplemen pada hipokalsemia atau kebutuhan kalsium meningkat seperti pada kehamilan dan menyusui
Kontra indikasi : Gangguan fungsi ginjal dan / riwayat batu kalsium saluran kemih, penderita pengobatan glikosida jantung.
Efek samping : Sembelit, iritasi, gastrointestinal
Dosis : 3 x sehari 1-2 kaplet
6. Dumocalcin
Indikasi : Untuk pembentukan tulang dan gigi, mencegah dan mengobati rakitis, untuk wanita hamil dan menyusui
Kontra indikasi : Penderita penyakit ginjal yang berat keadaan dimana kadar kalsium darah dan urin meninggi
Dosis : 2 x sehari, dewasa 2-4 tablet, anak 1-2 tablet
7. Bufaca = Kalsium laktat 500 mg / kaplet
Indikasi : Suplemen hipokalsemia atau kebutuhan kalsium meningkat seperti pada kehamilan, menyusui, penggunaan kartikosteroid dalam jangka lama
Kontra indikasi : Gangguan fungsi ginjal atau riwayat batu kalsium saluran kemih, penderita dengan pengobatan glikasida jantung
Efek samping : Sembelit, iritasi gastrointestinal
Dosis : 3 x sehari 1-2 kaplet
8. Bionemi
Asam folat, Vitamin B12 , Vitamin C, vitamin D3, carbonat
Indikasi : Suplemen vitamin dan mineral untuk anemia pada masa kehamilan dan menyusui
Kontra indikasi : Penderita himokromatosis, penderita anemia yang bukan disebabkan kekurangan zat besi
Efek samping : Mual, muntah, nyeri lambung atau nyeri perut, diare, konstipasi
Dosis : 1 kapsul sehari
9. Hemaviton
Indikasi : Pada keadaan keletihan, meningkatkan energi dan stamina, masa penyembuhan, usia lanjut, masa hamil dan menyusui, menopause, membantu proses metabolisme dan pembentukan sel darah merah
Dosis : Dewasa 1 – 2 kapsul sehari sesuai kebutuhan, dianjurkan diminum pada waktu atau sesudah makan
10. Fitonal
Vitamin A, vitamin B, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, tembaga, kalsium, mangan, magnesium
Indikasi : Tambahan vitamin dan mineral pada orang tua, wanita hamil dan menyusui, wanita usia subur dan masa pemulihan kesehatan
Kontra indikasi : Hipersensitif, penyakit akibat kelebihan zat besi dan penyakit hemolitik lainnya.
Efek samping : Mual, muntah, diare dan rasa tidak enak di ulu hati
Dosis : Sehari 1 tablet sesudah makan
11. Obipluz
Vitamin A, vitamin E, vitamin B, vitamin B2, vitamin B12, asam folat, seng (sebagai sulfat atau glukanat), magnesium, mangan dan tembaga.
Indikasi : Suplemen vitamin dan mineral dengan asam lemak esensial yang dibutuhkan wanita hamil dan menyusui serta sebagai nutrisi otak
Kontra indikasi : Hipersensitif
Dosis : 1 x sehari 1 kapsul lunak
12. Prenatal
Indikasi : Suplemen vitamin, asam folat, kalsium dan zat besi untuk masa kehamilan dan laktasi, masa pertumbuhan anak.
13. Biopradyn
Indikasi : Meningkatkan daya tahan tubuh, masa pertumbuhan, kehamilan, menyusui, menopause, pasca operasi, defisiensi vitamin kronik, keletihan pada kerja berat
Perh : Feses berwarna hitam
Dosis : Sehari 1
14. Cetop Zink
Indikasi : Suplemen, membantu proses metabolism, meningkatkan energy dan vitalitas, memperkuat daya tahan pada olahragawan, keadaan stress, ketegangan fisik dan mental, remaja masa pertumbuhan serta bagi yang menghambat pertumbuhannya, masa penyembuhan, pasca operasi, kehamilan, menyusui, kekurangan gizi, manula, gangguan pencernaan, infeksi akut dan kronik, flu, pilek.
Dosis : Dewasa dan anak > 12 tahun sehari 1 dragee
15. Neurotropin
Indikasi : Polineuritis, macam-macam gejala gangguan system syaraf, neuralgia, kelumpuhan otot, pundak dan lengan kaku, kesemutan, mengembalikan kesegaran setelah sembuh dari sakit, gangguan system syaraf perifer, gejala neuropati seperti neuropati diabetes, menghilangkan rasa mual / muntah pada masa kehamilan
Dosis : Dalam keadaan sakit parah 1 x 3 ml sampai gejala akut hilang, selanjutnya 2-3 x seminggu 3 ml
16. Mutibion
Indikasi : Nyeri karena gangguan urat syaraf terutama pada penderita kencing manis, sakit pinggang, kelumpuhan otot, rasa lelah, pundak kaku, kesemutan, neuralgia, memulihkan kesehatan setelah infeksi, gangguan sirkulasi perifer, menghilangkan rasa mual dan muntah pada kehamilan
Dosis : Ringan = Dimulai 2 – 3 x seminggu 3 ml sampai gejala hilang, sakit lebih berat 1 x setiap hari sampai gejala hilang
17. Prenatal EM
Komposisi : Tiap kapsul mengandung :
Ekstrak Ginger 350 mg
Vitamin B6 37,5 mg
Kegunaan : Membantu meredakan rasa mual dan muntah pada wanita hamil
Dosis : 1 kapsul, 1-2 kali sehari
Penyimpanan : Simpan ditempat sejuk (15 – 25 0C) dan kering, terlindung dari cahaya
18. Siobion Kapsul
Besi (II) Fumarat merupakan salah satu senyawa sumber zat besi untuk pembentukan sel darah merah.
Indikasi : Untuk mencegah dan mengobati anemia, defisiensi Vitamin C dan Vitamin D serta kalsium terutama pada masa kehamilan dan menyusui
Efek samping : Mual dan muntah
Peringatan &
Perhatian : Menyebabkan feces berwarna hitam
Interaksi obat : Pemberian bersama tannin, fosfat dan antacid dapat mengurangi absorbs
Dosis : Dewasa : Sehari, 1 kapsul
19. Kofiren Tablet
Indikasi : Bekerja sebagai antihistaminika untuk keadaan alergi seperti urtikaria, rhinitis, hay-fever
Kontra indikasi : Pasien yang hipersensitif terhadap obat ini
Efek samping : Dapat menimbulkan rasa kantuk, mulut kering dan pandangan kabur
Peringatan dan
Perhatian : - Jangan mengendarai kendaraan dan menjalankan mesin sesudah minum obat ini
- Jangan diberikan pada anak-anak dibawah usia 2 tahun tanpa petunjuk dokter
- Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui karena resiko efek samping pada bayi
Dosis : Dewasa : 1 tablet 3-4 x sehari
Anak-anak 6-12 tahun : ½ tablet 3-4 x sehari
Anak-anak 2-6 tahun : ¼ tablet 3-4 x sehari
20. Broadamox
Indikasi : Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram positif / atau Gram negatif yang peka terhadap amoksisilina
- Infeksi saluran pernapasan bagian bawah, bronkhipneumonia dan otitis medis yang disebabkan oleh Streptococus pneumonia, stafilokokus non penisilinase dan haemophilos influenzae
- Infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh Steptokokus, Stafilokokus dan Escherichia coli
- Infeksi saluran pencernaan seperti diare akibat bakteri, shigelosis, salmonelosis
- Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Nesseria gonorrhoeae, juga gonore yang tidak terkomplikasi
- Profilaksis endokarditis pada tindakan untuk gigi
Kontra indikasi : Penderita yang peka terhadap penisilina dan sefalosporin
Efek samping : Efek samping yang dapat timbul, tetapi jarang terjadi:
- Keluhan pada saluran cerna (mual, muntah, diare)
- Hipersensitif (urtikaria, nyeri sendi, demam, edema, angioneurotik, syok anafilaktik)
Bila timbul reaksi diatas, hentikan pemberian Broadmax dan tanggulangi dengan pemberian antihistamin
21. Vitonal-F
Anemia (kurang darah) adalah suatu kondisi tubuh akibat kekurangan zat merah darah (hemoglobin). Hemoglobin berfungsi mengikat oksigen di paru dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Jika tubuh kekurangan hemoglobin diperlukan makanan bergizi atau bila perlu ditambah vitonal-F yang mengandung zat besi tinggi (ferrous furmarate) serta asam folat (folic acid) dan vitamin B12 yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin sehingga dapat membantu pemulihan kondisi tubuh pada saat terjadinya kurang darah.
Vitonal-F juga mengandung vitamin dan mineral lainnya yang berguna untuk kesehatan tubuh. Oleh karena itu vitonal-F dikonsumsi oleh wanita yang aktif yang ingin tubuhnya tetap sehat pada usia produktif dan aktif.
Kegunaan : - Membantu mengatasi kurang darah
- Supelementasi vitamin dan mineral pada saat hamil dan menyusui
- Memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral agar tetap sehat pada usia produktif dan aktif
Efek samping : - Feses berwarna hitam
- Jangan diberikan pada pasien yang mengalami transfusi darah berulang atau anemia yang bukan dikarenakan kekurangan zat besi.
22. Prenatin Plus
Farmakologi : Prenatin plus mengandung vitamin-vitamin dan mineral-mineral. Membantu metabolisme zat-zat yang diperlukan tubuh dalam sel-sel jaringan dan membantu pembentukan sel darah
Indikasi : - Mencegah dan mengobati kekurangan vitamin dan mineral misalnya selama hamil dan menyusui, pada masa pertumbuhan anak, masa penyembuhan dari sakit, masa lanjut usia
- Mencegah dan mengobati anemia atau penyakit kurang darah
Takaran Pemakaian : Sehari 1 dragee atau menurut petunjuk dokter
23. Prenatal + DHA
Kegunaan : Prenatal + DHA untuk membantu untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada masa kehamilan dan menyusui, serta sebagai nutrisi otak pada janin / bayi
Petunjuk
Penggunaan : 1 x sehari 1 kaplet atau sesuai anjuran dokter
Peringatan dan
Perhatian : - Feses berwarna hitam
- Jangan diberikan pada pasien yang mengalami transfusi darah berulang atau anemia yang bukan dikarenakan kekurangan zat besi
Penyimpanan : Simpan ditempat sejuk (15-25 0C) dan kering, terlindung dari cahaya